Kamis, 18 Juni 2015

ETIKA DALAM ORGANISASI



I.                Pendahuluan
A.    Latar Belakang

Bedasarkan etika dalam bermasyarakat indonesia yang bermoral, oleh karena itu kita harus memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Dan seiring berjalammua perkembangan jaman pada saat ini, sebagian remaja dan anak muda terkadang selalu mengikuti pergaulan yang bergerak dalam bidang mayoritas atau ketenaran. Perkembangan tekmologi yang semakin cepat adalah faktor utama perubahan bahasa, sikap, dan pribadi seseorang. Di sini saya sebagai penulis memandang bahwa faktor perubahan teknologi tidak selamanya positif bahkan melainkan menjadi hal negatif untuk masa muda saat ini. Pada sebagian budaya yang telah tercantum dalam nilai luhur dan nilai budaya.
Pada sesungguhnya perkambangan jaman bisa juga di anggap hal negatif, karena sedikitnya manusia lebih banyak berdiam diri dan menggunakan teknologi berjangka lama sehingga tidak terkadang tidak peduli dengan masyarakat. Dalam hal ini perkembangan teknologi membuat anak muda mencari uang bukan untuk menabung di masa depan ataupun menolong sesama, akan tetapi mereka berfikir untuk membeli teknologi yang lebih cangih seperi laptop, handphone,dan lain sebagainya.
Dan pada dasarnya suasana pada kebudayaan indonesia yang berdampak pada teknologi dan pergaulan akan mengakibatkan suasana yang negatif. Oleh karena itu pendidikan dalam etika sangat lah penting dan perlu di pelajari oleh generasi muda saat ini. Pernah kita melihat di televisi yang lebih banyak menayangkan tentang sisi positif pada film ataupun jalur ceritanya.
Karena dari itu saya sebagai penulis menjelaskan tentang etika di negara ini, salah satunya dalam masyarakat dan organisasi. Maupun di dalam sekolah, persidangan dan masyarakat. Kita harus mencontoh yang baik dan menjauhi yang buruk

II.  Pembahasan

1.      ETIKA

Etika adalah suatu yang mendalami standar moral bermasyarakat. Oleh karena itu kita wajib memepertahankan dan menerapkan standar-standar moral dalam bermasyarakat. Kita pun wajib melihat dan menilai sikap dan prilaku seseorang dalam bermasyarakat untuk mengetahui yang mana sikap buruk mau pun sikap baik. Moral dan prilaku seseorang akan menghasilkan pendapat seseorang mengenai etika. Berdasarkan pandangannya moral dalam suatu masyarakat berbeda tergantung dimana orang itu berbeda karena setiap lokasi dan tempat tata cara beretika berbeda.
Indonesia memiliki berbagai macam suku, RAS, bahasa, dan adat istiadat yang dimana seseorang dapat memahami perbedaan tersebut. Dalam suku dan budaya indonesia memiliki pendapat yang berbeda oleh karena itu setiap suku memiliki etika yang berbeda sesuai dengan budaya suku itu sendiri.


Pengertian dari Etika di bahas sebagai berikut:

1.      Pada dasarnya moral adalah sesuatu yang berkaitan dengan persoalan yang kita hadapi, akan tetapi ini semua akan  merugikan secara serius bagi generasi muda indonesia, juga bisa menguntungkan.
2.      Moral bangsa indonesia ini bergantung pada perkembangan teknologi negara tersebut, bukan di tetapkan oleh suatu otoritatif tertentu.
3.      Suatu moral akan di tentukan oleh kosa kata yang di gunakan dan emosi yang dapat merubah suatu sikap dan prilaku seseorang.
4.      Standar moral adalah suatu pertimbangan yang benar benar di katakan tidak memihak atau tidak berat sebelah.
5.      Moral dan etika sebenarnya harus di perhatikan karena pada awalnya moral dan etika seseorang lebih di utamakan di bandingkan kepentingan diri sendiri.

Banyak juga pengertian tentang etika, yang menurut para ahli berbeda-beda yang dimana saya menggaris bawahi bahwa itu semua tertuju sama.
Berikut ini beberapa Pengertian Etika Menurut para Ahli:
·         Menurut K. Bertens, Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
·         Menurut W. J. S. Poerwadarminto, Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
·         Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno, Etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.
·         Menurut Ramali dan Pamuncak, Etika adalah pengetahuan tentang prilaku yang benar dalam satu profesi.
·         Menurut H. A. Mustafa, Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
2.      Etika dan moral
Adapun perbedaan dari Etika dan Moral yaitu dalam kehidupan sehari-hari istilah etika dan moral memiliki arti yang sangat sama sehingga saya pun sulit dibedakan anatara keduanya. Moral adalah suatu aturan (norma) atau prinsip hidup yang dimana kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Moral sangat di pengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut masyarakat, baik nilai universal, nilai agama, adat, ideologi, dan sebagainya. Pengertian moral lebih kepada penilaian prilaku dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, baik atau buruk.
            Etika sendiri lebih menuju pada sistem nilai yang berlaku dan mempelajari bagaimana hakikat dan penerapan kaidah moral tersebut. Etika berfungsi untuk memberi penilaian kritis dan rasional atas perbedaan nilai-nilai moral yang ada, benar atau salah.
            Contoh sederhana untuk membedakannya, merokok di tempat umum adalah moral yang sangat buruk dan hampir setiap tempat umum terdapat tulisan dilarang merokok, sesuai dengan nilai yang di pahami oleh masyarakat tentang larangan merokok di tempat umum. Pelakunya dikatakan bermoral buruk atau tidak bermoral. Namun bagaimana hakikat dari aturan tentang di larangnya merokok pada tempat umum, apa keputusan tersebut salah ataukah benar, dan bagaimana penerapan aturan yang dipelajari dan diatur melalui etika. Seseorang yang merokok tidak dapat dikatakan tidak bermoral jika merokok pada tempat yang di sediakan, akan tetapi tempat untuk merokok di indonesia ini masih jarang di temui, meskipun sama-sama merokok, tetapi yang tidak merokok di tempat umum di katakan lebih beretika karena tidak mengganggu orang lain. Hal ini disebabkan adanya etika (aturan) yang membenarkan dan “mengizinkannya” untuk melakukan hal itu.
3.      Etika Organisasi
Organisasi adalah perkumpulan dimana orang-orang bebas mengluarkan pendapat untuk mencari dan membagi informasi, dan berbicara tentang organisasi kita tidak akan lepas dari pembahasan tentang integritas, Menurut Ghillyer (2014),  budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai nilai, keyakinan, dan norma yang dianut bersama oleh seluruh pegawai dalam organisasi. 4 Budaya ini mewakili seluruh kebijakan dan prosedur setiap departemen fungsional dalam organisasi baik tertulis maupun informal, dan juga mewakili kebijakan serta prosedur organisasi secara keseluruhan.
4.             Kode etika organisasi Seprofesi
Organisasi seprofesi adalah perkumpulan dimana mahasiswa yang mengambil jurusan yang sama atau orang-orang yang memiliki suatu tujuan dengan job atau pekerjaan yang sama, organisasi ini bertujuan agar memiliki tujuan yang menghadap kemasa yang akan datang. Dan merupakan prinsip-prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi yang dimana akan berbeda satu dengan lainnya seperti contohnya berbedah wilayah maka kita akan mendapatkan banyak perbedaan seperti bahasa, adat, kebiasan, kebudayaan, dan peranan tenaga ahli profesi yang di definisikan dalam suatu kota yang tidak sama. Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang di tuangkan dalam kode etika profesi adalah:
·      Starndar-standar etika yang menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya
·      Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat jika mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan
·      Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama baik profesinya dan fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat untuk melawan tindakan-tindakan yang negatif dari anggota-anggota tertentu
·      Standar-standar etika yang menjelaskan dan menetapkan bahwa setiap profesi dapat mengeluarkan pendapat dan menerima pendapat

5.             Pengertian manfaat budaya bagi etika berorganisasi
 Budaya Organisasi (Organizational Culture) dapat diartikan sebagai suatu persepsi umum yang diterima oleh seluruh anggota organisasi dalam memandang sesuatu. Wilkins (1998) Budaya Organisasi sebagai suatu yang dianggap biasa dan dapat dibagi bersama yang diberikan orang terhadap lingkungan sosialnya. Contoh : Slogan, Legenda, Arsitek, Simbolis Schein (1992) Budaya adalah sebagai asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasar yang dilakukan bersama oleh para anggota dari sebuah kelompok atau organisasi. Robbins (1990) Budaya sebagai nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi. Pengertian ini merujuk pada sebuah sistem pengertian yang diterima secara bersama. Robbins percaya bahwa ada hal mitos dalam organisasi yang telah berkembang sejak beberapa lama. Schiffman dan Kanuk (2000 : 322) Budaya adalah sejumlah nilai, kepercayaan dan kebiasaan yang digunakan untuk menunjukan perilaku konsumen langsung dari kelompok masyarakat tertentu. Dalam hal ini budaya menunjukkan adanya sekelompok masyarakat yang memiliki karakteristik yang membatasi mereka untuk bertindak.
 Budaya Organisasi adalah wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam. Manfaat Budaya Organisasi : 1. Budaya memiliki peran dalam menetapkan tapal batas yang artinya bahwa budaya organisasi menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. 2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. 3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan individual seseorang. 4. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial 5. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para anggotanya.

6.           Hubungan Etika dalam Organisasi

·      Hubungan antara anggota dengan organisasi yang tertuang dalam perjanjian atau aturan-aturan legal
·      Hubungan antara anggota organisasi dengan sesama anggota organisasi lainnya, antara anggota dengan pejabat dalam struktur hirarki
·       Hubungan antara anggota organisasi ybs dengan anggota dan organisasi lainnya
·      Hubungan antara anggota dengan masyarakat yang di layaninya
7.             MANFAAT DAN PENTINGNYA ETIKA DALAM ORGANISASI

 Pentingnya etika dalam organisai Seperti Contoh Seorang PNS, Dalam lingkungan organisasi pemerintahan seorang aparatur dituntut untuk bekerja sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. secara etis seseorang aparatur merasa terpanggil untuk melayani kepentingan publik secara adil tanpa membedakan kelompok, golongan, suku, agama serta status sosial. seharusnya seorang aparatur harus dapat menjadikan dirinya sebagai panutan tentang kebaikan dan moralitas pemerintahan terutama yang berkenaan dengan pelayanan kepada publik. Dia senantiasa menjaga kewibawaan dan citra pemerintahan melalui kinerja dan perilaku sehari-hari dengan menghindarkan diri dari perbuatan yang tercela yang dapat merugikan masyarakat dan negara. Jadi Etika pada dasarnya merupakan upaya menjadikan moralitas sebagai landasan bertindak dan berperilaku dalam kehidupan bersama termasuk di lingkungan profesi administrasi (Ryass Rasyid, 1996,43-44)

8.           Etika dalam sidang saat berorganisasi

Ada beberapa etika saat dalam persidangan saat dalam organisasi contohnya saat dalam sidang paripurna, maupun sidang musyawarah. Etika saat sidang berlangsung dimana setiap peserta sidang wajib mengikuti tata tertib dan etika berbicara saat mengeluarkan pendapat. Karena pada dasarnya sidang tersebut di isi orang-orang yang satu profesi, yaitu dimana sidang seprofesi ini adalah sidang yang mencangkup pada contohnya sidang Musyawarah Nasional yang di adakan oleh anggota dewan MPR dan DPR. Yang pada saat itu anggota dewan MPR dan DPR mencari ketua umum untuk memimpin kedua profesi tersebut. Banyak yang mangalami kejanggalan pada sidang tersebut seperi membanting meja dan mengluarkan pendapat yang di sertai seruan suara yang mengejek. Oleh karena itu apakah hal tersebut sepantasnya orang tersebut melakukan hal berikaut.

9.             Hal yang harus di perhatikan untuk menjaga etika persidangan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persidangan/rapat:
  1. Tempat/ruangan
  2. Waktu
  3. Agenda acara/pembahasan
  4. Perlengkapan dan peralatan
  5. Peserta
  6. Tata tertib
  7. Pimpinan sidang/rapat
  8. Keputusan/kesimpulan sidang/rapat
Tempat Sidang. Perlu diperhatikan tempat berlangsungnya sidang/rapat yang memadai. Jangan melangsungkan pertemuan yang penting di tempat dimana tidak bisa berlangsung dengan baik karena persoalan gangguan, tidak nyaman, format atau posisi peserta, tidak tersedianya sarana penunjang dan sebagainya.
Waktu Sidang. Demi disiplin sidang faktor waktu mesti diperhatikan. Jangan sampai sidang berlangsung tanpa ada kepastian waktu, harus ditentukan durasi, dimulai dan diakhiri serta kapan waktu istirahat jika sidang berlangsung lama. Para peserta harus displin dengan persoalan waktu.
Agenda Pembahasan. Sebelum sidang/rapat berlangsung para peserta harus sudah tahu materi apa yang akan dibahas. Jangan sampai peserta menduga-duga maksud pertemuan, ketidakjelasan agenda pembahasan membuat sidang/rapat bisa ngelantur kemana-mana. Kalau tidak ada agenda yang jelas, maka itu kongkow-kongkow namanya, bukan bersidang:)
Perlengkapan/Peralatan. Siapkan apa saja perlengkapan/peralatan yang dibutuhkan. Jika sidang/rapat berlangsung di tempat yang luas maka diperlukan pengeras suara. Dalam sidang formil perlu juga disiapkan palu untuk memutuskan/menetapkan hasil sidang/rapat.
Peserta. Siapa saja yang boleh mengikuti persidangan, dan apakah dibolehkan peninjau. Siapa yang punya hak bicara (menyampaikan pendapat) dan punya hak suara (membuat keputusan).
Tata Tertib. Harus diatur apa yang boleh dan tidak boleh, etika dan aturan main persidangan.
Pimpinan Sidang/Rapat. Pimpinan bisa dari pimpinan organisasi atau ditunjuk oleh peserta sidang. Tergantung dari jenis sidang/rapat itu sendiri. Pimpinan sidang/rapat haruslah orang yang mengerti teknik bersidang/rapat. Sukses atau gagalnya persidangan sangat ditentukan oleh keahlian dan kecakapan pimpinan. Banyak sidang berlangsung chaos dan amburadul karena kesalahan pimpinan. Pimpinan haruslah mempunyai sifat-sifat kepimpinan, berwibawa, peka, disiplin, bisa mengelola konflik, santun dan sifat-sifat positif lainnya. Pokoknya pimpinan harus bisa mengarahkan sidang ke arah keputusan secara efektif dan efisien.
Keputusan/Kesimpulan Sidang. Output product dari persidangan/rapat adalah keputusan atau menghasilkan kesimpulan. Keputusan yang dibuat tidaklah bertentangan dengan kehendak dan tujuan organisasi, diusahakan memuaskan semua pihak. Hendaknya keputusan yang dibuat mengedepankan asas musyawarah untuk mufakat, jangan langsung ambil voting. Voting adalah cara terakhir jika musyawarah-mufakat tidak tercapai.

III.        Kesimpulan dari penulis
Dalam berorganisasi kita harus melakukan penilaian dan menjaga setiap perkataan, sikap dan prilaku kita. karena pada dasarnya etika seseorang bisa saja di bilang berbeda sesuai dengan kebudayaan dan RAS masing-masing pada saat berorganisasi penulispun mengalami kejadian tersebut. dimana saat posisi persidangan saat tidak kondusif dan ada dua pihak atau lebih yang mengalami pendapat yang berbeda. Dan di posisi pihak yang kalah akan mengalami penolakan yang di maksud mereka akan melakukan usaha agar mereka bisa memenangi persidangan tersebut.
Penulis saat ini tergabung dalam organisasi yang bernama FKHMEI dimana forum ini adalah FORUM KOMUNIKASI HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO INDONESIA. Forum ini di bentuk dari berbagai provinsi dari sabang sampai marauke. Dan terdapat musyawarah seperti persidangan yang bernama MUNAS dan RAKERNAS.
Sekian penulisan ini di buat untuk informasi dan pembelajaran bersama. Penulis juga meminta maaf jika ada penulisan yang salah, hal ini kembali lagi kepada etika saat pembaca menanggapi penulisan dari sang penulis.