USAHA TAMBANG EMAS
Indonesia sebagai negara kepulauan yang
memiliki banyak gunung berapi yang tersebar di seluruh pulau-pulau yang ada memiliki potensi mineral tambang
yang sangat kaya. hal ini dapat dilihat banyaknya
perusahaan pertambangan yang beroperasi di indonesia, berupa tambang batu-bara,
tambang emas, tambang timah hitam dan
berbagai macam jenis pertambangan lainnya. perusahaan pertambangan tersebut cenderung dikuasai oleh modal
asing atau pemodal besar, sehingga para pengusaha
rakyat indonesia hanya dapat melihat atau sebagai penonton, keluar masuknya konsentrat tambang milik bangsa sendiri. oleh karena
itu sudah selayaknya para pengusaha lokal diberi
kewenangan untuk mengelola kekayaan mineral tambang di daerahnya agar dapat meningkatkan taraf kehidupan warga lokal. dalam hal
ini penulis mencoba membukakan sedikit pengetahuan
tentang persiapan menjalankan usaha tambang emas secara tradisional sebagai tahap awal, sebab jika memungkinkan dapat
ditingkatkan menjadi perusahaan besar yang mengedepankan tenaga-tenaga ahli dari dalam negeri. Namun begitu untuk memulai sebuah usaha tambang emas
sebaiknya dipelajari terlebih dahulu secara
cermat sebab usaha ini bukanlah usaha yang jelas terlihat oleh mata, tetapi
sangat banyak dibutuhkan perhitungan
matang dalam menentukan lokasi dan jenis batuan yang akan diolah serta banyaknya tantangan dilapangan yang selalu menyerap
biaya.
Tahukah anda bahwa tambang emas
terbesar di dunia itu adalah di Grasberg Papua - Indonesia dengan produksi 40.9
ton per tahun ? Jika 1 gram emas = 300 ribu. 1 kilogram = 300 juta. 1 ton = 300
M. 40.9 ton = 12.3 Trliun/ tahun. Itulah produksi "sampingan" PT.
Freeport.
Kenapa disebut produksi sampingan
PT. Freeport, karena PT. FI produksi utamanya adalah tembaga yang besarnya 18
juta ton. Perak 3400 ton. Kandungan emas terbukti di tambang Grasberg Papua
saja (belum termasuk area tambang freeport di area lain di papua) = 1600 Ton.
Dengan harga 300 ribu/ gram (harga pasar sudah di atas 400 ribu/gram)
didapatkan total = 480 triliun. 50% saja kembali ke Papua, sudah kaya raya.
Jika 480 triliun itu dibagi ke 2.8 juta penduduk Papua. Rata-rata per orang punya kekayaaan = Rp. 171 juta per orang, termasuk bayi yang baru lahir. Itu baru dari emas di 1 (baca : satu) gunung emas di papua dari belasan gunung emas yang dimiliki. Dan hanya baru dari emas saja. Belum lainnya.
Jika 480 triliun itu dibagi ke 2.8 juta penduduk Papua. Rata-rata per orang punya kekayaaan = Rp. 171 juta per orang, termasuk bayi yang baru lahir. Itu baru dari emas di 1 (baca : satu) gunung emas di papua dari belasan gunung emas yang dimiliki. Dan hanya baru dari emas saja. Belum lainnya.
Dari hasil tembaga di Grasberg
saja ( tidak termasuk lainnya) Freeport menghasilkan USD. 178 milyar atau Rp.
1.600 triliun. Jika 1.600 triliun tersebut dibagi rata ke 2.8 juta penduduk
papua, masing-masing per orang akan menerima = Rp. 5.715 juta. Hampir 6
milyar/orang. Ditambah produksi perak yang terdapat di area tambang garsberg
saja. Total pendapatan freeport adalah USD 298 Milyar atau Rp. 2.682 triliun.
Jika Rp. 2.682 triliun hasil
kekayaan emas, tembaga dan perak yang di grasberg papua itu saja dibagi 2.8
juta penduduk = Rp. 9.8 milyar !! Penduduk papua punya pendapatan perkapita Rp.
9.8 M selama 47 tahun atau rata2 ICP = Rp. 208 juta per tahun. Hanya dari
Grasberg !!
Tapi tahukah anda berapa royalti
yang dibayar Freeport dan seluruh usaha tambang mineral di Indonesia? Hanya Rp.
12 Triliun / tahun. Contoh : tahun 2007, pendapatan yang dilaporkan Freeport
USD 5.13 Milyar. Pajak yang dibayar hanya USD. 1.3 milyar dan royalti USD 133
juta. Berapa keuntungan PT. Freeport tahun 2007 itu setelah dipotong pajak dan
royalti ? USD 3.234 juta atau Rp. 29 triliun !!!!
Adalah negara di dunia ini yang
"sebodoh" Pemerintah Indonesia? Dimana-mana hasil tambang itu lebih
50% nya dinikmati negara, bukan kontraktor ! Bagaimana bisa diterima akal
sehat, pada tahun 2007 negara terima pendapatan total hanya 13 Triliun
sedangkan PT Freeport untung bersih 29 Triliun? Total pendapatan PT. Freeport
2004-08 = USD 17.893 milyar atau Rp. 161 triliun. Total utk RI = USD 4.481
milyar atau Rp. 40 Triliun.
Hebatkan? Freeport untung bersih
Rp. 121 triliun kurun waktu 2004-08, penerimaan negara hanya 40 triliun dari
laba kotor Rp. 161 Triliun. Sebegai bentuk sedekah, PT. freeport keluarkan 1%
untuk rakyat Papua. Selama kurun waktu 2004-8 rakyat Papua mendapat 1% atau Rp.
1.61 Triliun.
Apakah negara kita pernah audit
berapa sebenarnya kandungan emas, tembaga, perak dan lain-lain yang ada
dikonsesi tambang Freeport? Tidak pernah. Padahal luas tambang Grassberg itu
hanya seperlima dari luas tambang Freeport yang 2.6 juta ha atau 6% dari luas
papua.
Jika kita punya presiden yang mau
nasionalisasi tambang Freeport kayak venezuela atau bolivia, Indonesia tidak
perlu mengemis-mengemis cari utang ke Bank Dunia. Saya kaget ketika wamen ESDM
bilang pajak batubara kita hanya 25% dan royalti max 6%. Total 31%. Negara
rugi, kontraktor kaya raya.
Bagaimana bisa, batubara yang
lebih gampang exploitasinya dikenakan royalti dan pajak bagian negara yang
lebih rendah dibandingkan migas? Edan ! Harusnya batubara dan tambang mineral
lainnya juga diperlakukan seperti migas. 70-80% bagian untuk negara, 20-30%
untuk kontraktor.
Semua elemen bangsa, utamanya DPR
harus berani desak pemerintah realisasikan Pasal 33 UUD kita. Sudah saatnya
kita berhenti jadi bangsa pengemis. Tahukah anda sebagian besar galian tambang
di Freeport itu tidak diolah di Papua tapi tanahnya langsung dikapalkan dan
dikirim ke luar negeri? Dulu Bakrie dapat 10% saham divestasi Papua tapi
setahun kemudian dijual lagi dengan harga berlipat-lipat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar